Mengenal Bridge Loan – Definisi, Cara Kerja dan Contohnya

Pengertian Bridge Loan

Bridge Loan termasuk ke dalam jenis kategori pinjaman jangka pendek. Umumnya, jangka waktu pinjamannya berkisar dari 2 minggu sampai tiga tahun. Di Inggris, istilah ini dikenal dengan caveat loan. Pada beberapa aplikasi pun dikenal dengan pinjaman lancar. Sedangkan di Afrika Selatan, jenis pinjaman ini dikenal dengan istilah bridging finance.

Jadi, bridge loan adalah pembiayaan sementara untuk bisnis ataupun individu. Umumnya, uang dari pembiayaan ini digunakan untuk membayar kembali pinjaman dan untuk berbagai kebutuhan kapitalisasi yang lainnya. Bila dibandingkan dengan pembiayaan konvensional, umumnya jenis pinjaman ini lebih mahal. Untuk itu, tujuannya adalah untuk mengimbangi risiko tambahan. Tingkat bunganya pun lebih tinggi, yaitu sekitar 1% dari jumlah pinjaman. Pihak pemberi pinjaman juga perlu jaminan pinjaman.

Sistem Kerja Bridge Loan

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bridge loan ini bisa digunakan untuk bisnis maupun individu. Keduanya bisa menyesuaikannya lagi tergantung situasi yang dihadapi. Hal yang sama pun berlaku untuk pemberi pinjaman. Umumnya, jenis pinjaman ini dilakukan dengan jangka waktu enam bulan. Tapi, seringkali diperpanjang hingga satu tahun penuh. Sedangkan suku bunganya seringkali 2% atau bahkan lebih. Pihak peminjam bisa mendapatkan suku bunga dan juga persyaratan yang lebih mudah dengan mengajukan jenis pinjaman ini serta hipotek dengan jangka waktu yang panjang.

Baca Juga :  OJK Official Online Additional Cash Income Application

Pembayaran pinjamannya bisa dilakukan dengan berbagai cara, contohnya dengan melakukan pelunasan pinjaman sebagai pembayaran bulanan yang tetap. Pilihan lainnya adalah dengan melakukan pembayaran satu kali di akhir jangka waktu pinjaman. Jenis pembayaran pinjaman ini umumnya tidak berdasarkan dengan jatuh tempo hingga beberapa bulan setelah penutupan pinjaman.

Bridge loan seringkali digunakan untuk membeli real estate, mengambil alih real estate dari adanya tindakan penyitaan, sampai dengan memanfaatkan peluang jangka pendek untuk mengamankan pembiayaan jangka panjang. Umumnya, jenis pinjaman ini properti akan dibayarkan kembali saat properti terjual. Tapi, pihak pemberi pinjaman hanya akan menawarkan pinjaman ke pihak peminjam dengan syarat mempunyai peringkat kredit yang sangat baik dan rasio utang atas pendapatan yang rendah.

Bridge loan untuk pembiayaan properti memang sangat jarang terjadi. Sebagian kasus pemberi pinjaman hanya akan menawarkan pinjamannya sebanyak 80% dari gabungan nilai dua properti.

Baca Juga :  Waspada Terhadap Fintech Ilegal yang Sedang Marak

Beberapa keuntungan yang bisa di dapat dari bridge loan dalam dunia properti adalah sebagai berikut:

  • Dapat digunakan untuk membeli rumah baru dan juga menempatkan rumah di pasar tanpa adanya batasan
  • Mendapatkan pembayaran gratis untuk beberapa bulan kedepan
  • Bisa membeli rumah baru, bahkan setelah menghapus kontingensi untuk menjual dalam kondisi tertentu.

Disisi lain, bridge loan dalam bidang properti pun memiliki beberapa kekurangan, seperti:

  • Lebih mahal daripada pinjaman ekuitas rumah
  • Pihak peminjam harus memenuhi syarat utama, yaitu harus mempunyai dua rumah
  • Dana pinjaman akan menjadi besar karena menangani dua hipotek dua rumah secara bersamaan. Ditambah lagi dengan adanya bunga tambahan dari bridge loan.

Contoh Bridge Loan

Salah satu contoh penggunaan pinjaman ini bisa kita temukan pada perusahaan Olayan America Corporation yang pada tahun 2016 lalu ingin membeli Sony Building. Perusahaan tersebut mengambil bridge loan yang berasal dari ING Capital. Lalu, pinjaman tersebut pun disetujui dengan sangat cepat, sehingga pihak Olayan pun mampu mengunci kesepakatan dengan pihak Sony Building.

Baca Juga :  Pinjaman Online? Lebih Baik Pinjaman Offline

Pinjaman tersebut mampu membantu dan menutup sebagian biaya pembelian gedung hingga Olayan mendapatkan pendanaan jangka panjang yang sifatnya lebih permanen.

Apa Bedanya dengan Traditional Loan?

Umumnya, jenis pinjaman ini memiliki proses pendanaan sampai persetujuan yang lebih cepat daripada pinjaman konvensional atau tradisional. Pinjaman ini mempunyai jangka waktu yang lebih singkat dengan suku bunga yang lebih tinggi. Biasanya, pihak peminjam memerlukan jenis pinjaman ini karena membutuhkan akses yang cepat dalam hal mendapatkan dana.

Pihak peminjam bersedia untuk membayar dengan suku bunga yang tinggi karena jenis pinjamannya memiliki jangka waktu pendek. Selain itu, sebagian besar jenis pinjaman ini tidak dikenakan penalti pembayaran.